RSS

Arjuno Welirang H2

Jam berapa bangunnya aku lupa, tapi menurut catatan sih jam 4.58 am. Aku masih ngantuk puool. Kulihat Feri n Ndun2 udah masak buat sarapan, makasih ya temen-temen. Danies, ntah ga tau kemana. Sarapan kali ini masih menu standar, nasi, mie, sarden, telor asin. Selesai sarapan sebagai wujud rasa terimakasih kita berdua mengajukan diri untuk nyuci nesting sekalian sikat gigi+cuci muka.

Kita berangkat jam 7.20 am. Kita emang berangkat duluan dibanding anak SMA7 coz nanti pasti disalip lagi. Kami melawati jalan yang semalem kami lalui. Tak lama berselang kita udah nyampek ditempat persembunyian air. Selesai ambil air kita nglanjutin perjalanan kembali. Dan tak lama kemudian kita nemuin sumber air!!! Nyesel dech semalem balik kucing ke kop2an, padahal jarak kami balik ke sumber air cuman 1/2 jam. Dan mulai dari sini kita jalan bareng lagi dengan anak SMA7 (lagi).

Jalannya sangat berdebu, kami pakai slayer buat nutupin hidung. Mungkin karena musim kemarau dan ada proyek makadamisasi jalan ke pondokan jadi debunya makin parah. Selain berdebu, hari panas sekali. Udah aku pake celana n baju hitam jadi makin panas. Yang paling tersiksa adalah ndun2 coz aku suruh dia hemat air dan itu sulit banget di cuaca sepanas ini. Tantangan lainnya jalannya mulai naik, sebentar-bentar kami ruku', wkwkwk

Jam 9.45 kami tiba di pintu masuk hutan lali jiwo. Kita istirahat lumayan lama disini. Di kanan kami terlihat puncak Welirang yang sebentar lagi kami daki. Menurut kabar yang kami denger, banyak pendaki yang tersesat disini. Kalo ada pendaki yang punya niat ga' baik pasti hilang atau minimal tersesat. Aku sempet miris juga, maklum pikiranku kan kotor2 smua, wkwkkwkw. Menurut pendaki yang selamat, mereka seperti berjalan biasa aj, cuman kenyataan mereka udah dinyatakan hilang berhari-hari. Hiiii. Serem

Kamipun mulai masuk hutan lali jiwo. Hutannya sih sama aja ama hutan yang lain. Vegetasinya berupa tumbuhan semak dengan pohon-pohon besar. Panas matahari ga begitu terasa disini. Jalannya tidak begitu menanjak cuman banyak percabangannya. Mungkin itu yang bikin pendaki tersesat disini. Selain itu, menurut pendapatku sih, topografi lali jiwo yang cenderung "datar dan luas" yang membuat kita sering kehilangan orientasi begitu masuk hutan lali jiwo.

Setelah melewati hutan lali jiwo yang mistis kami sampai di pondokan sekitar jam 12.00. Semua tiba dengan selamat, amien. Target kami selanjutnya adalah welirang. Tapi sebelumnya kami istirahat dulu disini sekalian kenalan dengan tim SMA7 yang lain. Ternyata tim advan mereka dah sampai duluan disini daripada tim intine. Makan siang dengan roti dan kami siap berangkat.

Kami naik welirang tidak bawa ransel, tapi menyewa jasa porter. Smua barang kami tinggal di pondokan di shelter SMA7. Kami naik hanya bawa 1 ransel berisi air 3 botol aqua, mantel, bendera dan senter. Dan porter kami adalah Ndun2, wkwkwk. Dengan alasan ini pendakiannya buat ambil scraf biru, maka dengan sukarela (lebih tepatnya dipaksa) Ndun2 jadi porter.

Awal perjalanan masih lumayan nyaman. Jalannya tidak begitu menanjak. Namun begitu sampai di pertigaan arbei ke kanan, bersiaplah!!! Jalannya naik curam, (aku kasih nilai 8 dari maks 10) jangan berharap bonus disini. Semua menajak selama hampir 2 jam perjalanan. Ndun2 terlihat sangat tersiksa, wkwkkwk. Pernah Ndun2 berniat meninggalkan ranselnya disini tapi ga jadi.

Jam 3.00pm kami sampai di sebuah lapangan. Dari sini jalannya dah mudah, kita tinggal menyusuri jalan penambang. Cuman yang sedikit berbahaya di kiri kita langsung jurang. Cukup terpelest untuk say good by kepada orang-orang tercinta. Tapi semuanya tertebus ketika kami bisa melihat puncak Welirang di ujung sana. Semua seperti tersihir oleh kecantikannya. Akhirnya aku dapat menyentuhmu juga.

Dari puncak Welirang kami bisa melihat ke smua arah mata angin. Semua begitu indah, batunya, wangi belerang, hutannya, Arjuno. Pokoke ga sia kami (Ndun2 tepatnya) rela bersusah payah naik kesini. Semua takjub denganMu, terimaksih untuk viewnya.

Jam 4.30pm kami turun dari Welirang setelah puas berfoto-foto. Kami turun bareng dengan mas-mas dari lupa aku (pokoke di kaos ku ada tanda tangane). Waktu itu dah mulai gelap jadi kami pake senter untuk turun. Smua dengan tampang serius turun bareng-bareng. Sekali-kali kami hitung semua anggota takut kalo ada yang hilang atau jangan-jangan malah tambah. Sempat juga ada beberapa yang terjatuh karena minimnya cahaya juga karena batunya yang g kokoh waktu diinjak. Malam itu begitu sepi, hanya suara nyanyianku yang terdengar. Semua begitu menikmati suaraku yang mengalun merdu, wkwkwk. Jam 7 kami nyampek di pondokan.

Kedatangan kami disambut nasi goreng dan bubur roti dari SMA7, tau aja kalo kami laper. Selain itu sudah ada api unggun besar di pondokan. Usut punya usut ternyata itu shelter yang terbakar. Sedih juga aku melihatnya. Kami tidak langsung buat tenda, tapi meghangatkan badan di api unggun, selesai tu baru bikin tenda. Rutinitas kami selanjutnya adalah masak makan malam. Feri dan Ndun2 kutinggal masak sendirian

Aku dah pusing waktu itu, mau tidur di dalam tenda tapi danies dah duluan terkapar disana. Akhire aku tidur di teras. Kepala ini rasane berat banget, aku masuk angin!!! Untung aku bawa antangin, aku langsung minum obate dan tak lama kemudian aku mutah di depan tenda. Yang keluar cuman air putih kekuning-kuningan. Aku lemes, beruntung ada yang bikinin mie rebus panas, thanks buat mie nya. Selesai makan mie aku tidur didalam tenda. Dan tak lama kemudian mutah gelombang ke dua terjadi. Kali ini giliran ransele danies yang jadi sasaran mutahanku, hehehe sory ya. Selesai mutah aku langsung tidur lagi, tapi ada seseorang yang baik hati mau ngolesin balsem ke kakiku sekaligus makein kaos kaki. Setelah itu aku ga sadar, terimakasih untuk yang telah merawatku

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

ryht mengatakan...

Weleh.. Sopo diq??

Cewek po cowok?

Gebet wae... :-D

Posting Komentar